1986
Dapat memakai torpedo tetapi di TNI AL lebih sering memakai bom laut, karena bom laut lebih murah dan harus dibuktikan dengan setelah diseting harus meledak di kedalaman yg dikehendaki.
Cerita kisah nyata di laut jawa...Kapal tidak saya sebutkan...Komandan Kapal, Pilot Heli dan Kopilot tidak saya sebutkan..
Pernah suatu saat dilaut Jawa, harus test 10 bom laut. Lancaaaar semua...
Tapi saat bom laut yg ke 8, dilepas dengan normal (switch by electric) dia tidak mau lepas, terus dilepas secara emergency / manual, dengan menginjak emergency pedal, tapi bom masih tidak mau lepas.
Sementara fuel heli sdh menipis, akan kembali ke geladak kapal tidak diijinkan oleh komandan kapal, padahal jarak hanya 300 m, sementara bom diseting untuk kedalaman hanya 25 m (satu klik dari delapan klik penyetelan). Komandan Kapal panik dan marah-marah. Hingga kata sandi dan bahasa resmi sudah tidak dipakai.
"Jancuk, asu....pokok bom kudu ucul dhisik baru balik kapal(Umpatan Khas Surabaya, Anjing...pokoknya bom harus lepas dulu baru balik kapal)!" Umpat komandan Kapal.
Dengan perasaan puanikkk puollllllll, antara kehabisan fuel yg berakibat jatuh ke laut, dengan tidak diijinkan untuk kembali ke geladak kapal, krn komandan kapal takut bom nya meledak digeladak kapal (padahal,,,, bom tdk akan meledak bila detektor tidak terkena air dgn tekanan / pressure minimal 1 bar).
Sang Kopilot nangis-nangis, "Mas, yo opo iki mati wes...mati wes...(Mas, gimana ini....mati dah..mati dah)!
"Jancuk iki...menengo...(umpatan khas surabaya...Diam kamu)!!" Hardik pilot sambil berusaha melepaskan bom.
Dengan perasaan semakin PANIK, heli diterbangkan dgn sedikit extreme, terbang tinggi terus nunjem, terus naik vertikal. Belok kanan dan kiri dgn sudut 45° lebih. Malah di radio, komandan kapal marah marah, karena jaraknya terlalu dekat dengan kapal. Padahal Pilot saat itu berfikir, kalau ada apa apa, akan segera dapat pertolongan dari kapal.
Tapi setelah agak putus asa, terus melaksanakan kokpit briefing ke co pilot, kamu lepas pintu dan loncat, semua aba aba dari pilot. Saat sdg melakukan prosedur untuk ditching / mendarat di laut, saat ketinggian heli hanya kurang dari 100 feet, kok yo bomnya lepas sendiri. Tapi posisi heli hanya 50 m di lambung kiri kapal.
Lepas nya bom juga terlihat dari anjungan kapal, komandan kapal teriak teriak di radio, bom lepas bom lepas, padahal tanpa diinfo juga terasa diheli. Setelah bom meledak, hubungan radio tidak dapat dilakukan, fuel semakin tipis (red light sdh ON, berarti hanya sisa 10 menit lagi).
Tanpa seijin / clear to land dari kapal, pilot langsung ambil jalan pintas untuk menuju geladak kapal tanpa ada info arah dan cepat angin. Begitu sudah landing, setelah heli diikat, belum dilakukan engine shutdown, mesin heli sdh mati dengan sendirinya karena kehabisan bahan bakar.
Saat laporan komandan kapal, dimarah marahi, krn generator kapal rusak akibat hentakan bom laut yg diseting harus meledak di kedalaman hanya 25 m, sehingga system komunikasi kapal tidak berfungsi. Deg deg an, tapi selamat.....
Gambar Courtesy asal comot...jejak gambar tidak saya edit menghormati asal mula gambar...ceritanya asli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar